"Aku tidak merasa harus lebih baik dari orang lain, aku hanya berusaha untuk lebih baik dari diriku yang kemarin."
Novel ini menjawab semua alasan dan berbagai hal yang dipertanyakan dari dua novel sebelumnya. Kisah Dilan yang pertama dan kedua menggunakan sudut pandang (POV) dari Milea sebagai penutur cerita. Sedangkan untuk novel ketiga ini, Pidi Baiq menggunakan sudut pandang langsung dari Dilannya sendiri. Jika sebelumnya Dilan merupakan sosok yang diceritakan lewat cerita Milea, maka kali ini Dilan langsung turun tangan sendiri untuk bercerita. Penjelasan dan alasan Dilan yang tidak terjelaskan dalam novel sebelumnya, serta semua kegelisahan Melia, dapat tersampaikan dengan baik di novel ketiga ini.
Prasangka dan kejujuran adalah formula dalam cerita Milea (Suara dari Dilan) ini. Kisah dari keluarga Dilan memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana menjadi orang tua yang bijaksana. Alasan dia bergabung di geng motor dan bagaimana Dilan memandang Milea sebagai gadis yang sangat didambakannya, menjadi kisah pertemanan dan percintaan yang sangat berwarna. Selanjutnya kematian Akew menjadi dilema tersendiri bagi Dilan. Bagaimana dia memandang pertemanan (brotherhood di geng motor) dengan kisah cintanya bersama Milea. Dilan yang terlihat sangar karena berpredikat sebagai panglima tempur pun pada dasarnya memiliki hati yang melow terhadap wanita. Memendam perasaan serta kata yang tak terucapkan menjadi pelajaran penting dari kisah Dilan - Milea.
Spoiler Tambahan :
1. Pidi Baiq sempat tergabung di geng motor saat muda dulu di Bandung, bersama pentolan group band Dr PM yaitu Erwin Moron.
2. Dilan bukanlah tokoh asli, tapi representasi dari Si Penulis itu sendiri (Pidi Baiq). Dilan itu tidak ada. Tapi beberapa kisah yang ada di cerita Dilan pernah dialami oleh Pidi Baiq. Memberikan hadiah ulang tahun berupa TTS yang sudah di isi, tergabung di geng motor, suka membuat puisi dan guyonan khas ala Pidi Baiq.
3. Ibu Dilan berasal dari Aceh, kota Sigli (dalam cerita novel). Dimana kota Sigli itu sendiri terdapat di Kabupaten Pidie (kenyataan). Nama yang sama dengan nama Penulis.
4. Nama karakter Dilan diambil dari tokoh kesukaan si penulis, yaitu Bob Dylan (musisi-penyair)
3. Dilema terbesar kisah Dilan adalah ketika harus memilih, antara Milea atau tetap menjadi panglima tempur di geng motor. Karena semenjak Dilan dekat dengan Milea, maka Dilan sangat jarang memiliki quality time dengan rekan geng motornya. Dilan tak ingin di kekang.
Akankah Dilan dan Milea bersatu ? ataukah mereka...
Kelebihan :
Penggunaan sudut pandang Dilan memberikan kesan tersendiri bagi para pembaca, terutama bagi mereka yang mempertanyakan beberapa sikap Dilan terhadap Milea. Selipan humor khas Pidi Baiq dan juga latar Bandung era 90an memberikan warna tersendiri. Ending ceritanya pun memberikan pelajaran berharga tentang suatu hubungan.
Kekurangan :
Bagi yang sudah membaca dua buku sebelumnya, maka akan sedikit bosan dengan beberapa cerita serta adegan yang diulang dalam novel ini. Bisa dikatakan para pembaca pria lebih nyaman dengan sudut pandang Milea sebagai pencerita, sedangkan untuk kaum hawa justru lebih suka dengan sudut pandang Dilan.
Kelebihan :
Penggunaan sudut pandang Dilan memberikan kesan tersendiri bagi para pembaca, terutama bagi mereka yang mempertanyakan beberapa sikap Dilan terhadap Milea. Selipan humor khas Pidi Baiq dan juga latar Bandung era 90an memberikan warna tersendiri. Ending ceritanya pun memberikan pelajaran berharga tentang suatu hubungan.
Kekurangan :
Bagi yang sudah membaca dua buku sebelumnya, maka akan sedikit bosan dengan beberapa cerita serta adegan yang diulang dalam novel ini. Bisa dikatakan para pembaca pria lebih nyaman dengan sudut pandang Milea sebagai pencerita, sedangkan untuk kaum hawa justru lebih suka dengan sudut pandang Dilan.
Download Novelnya Dibawah ini :